Gambar teori atom bohr |
atas dasar postulat Planck tentang cahaya dan spektrum hidrogen yang terdiri
dari garis-garis. Menurut Planck cahaya merupakan paket energi yang nilainya
bergantung pada frekuensi gelombangnya serta hidrogen dapat menyerap dan
memancarkan cahaya dengan energi tertentu. Dari keduanya lahirlah teori atom
Bohr yang menyatakan:
1. Elektron dalam atom mempunyai tingkat energi tertentu atau elektron
bergerak mengelilingi inti dalam lintasan tertentu.
2. Pada lintasannya elektron tidak menyerap atau memancarkan energi.
3. Elektron dapat pindah dari satu tingkat ke tingkat energi yang lain. Jika
elektron pindah ke tingkat energi yang lebih tinggi elektron tersebut
dikatakan dalam keadaan tereksitasi.
Teori atom Bohr ini belum mampu menjelaskan atom-atom berelektron banyak.
Spektrum garis hidrogen ternyata terdiri atas garis-garis kecil yang sangat
berdekatan. Para ahli berusaha memecahkan masalah ini.
Pada tahun 1923 Louis de Broglie mengemukakan bahwa semua materi
memiliki sifat gelombang dan setiap partikel yang bergerak memiliki sifat gelombang
dengan panjang gelombang tertentu. Elektron yang bergerak mengelilingi inti,
gerakannya seperti sebuah gelombang, keberadaan dalam lintasannya tidak pasti.
Hal ini tidak sesuai dengan yang dikemukakan Bohr yaitu elektron bergerak pada
lintasan tertentu.
Pada tahun 1926 Erwin Schrodinger dan Werner Heisenberg mengemukakan
teori bahwa lokasi elektron dalam atom tidak dapat ditentukan secara pasti, yang
dapat ditentukan hanyalah daerah kemungkinan keberadaan elektron. Oleh karena
keberadaan elektron diperkirakan dengan mekanika kuantum maka teori ini disebut
teori atom mekanika kuantum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar